Rabu, 04 Maret 2009

Kengerian

KENGERIAN


Sesungguhnya apa yang kita lihat sebagai keindahan hari ini, adalah hasil kengerian-kengerian di masa lalu. Apa yang kita rasakan sebagai keanggunan sekarang ini sebagian besar adalah kengerian di masa silam

Air terjun Niagara, manusia mencatatnya sebagai satu diantara keajaiban dunia. Ribuan pengunjung dari berbagai dunia mendatangi dan mengunjunginya setiap hari. Hampir tanpa pernah memikirkan bagaimana air terjun ini bermula. Air terjun Niagara adalah hadil kengerian masa silam. Permukaan bumi yang terangkat dengan drastis dan lebih tinggi dari permukaan lainnya dengan begitu cepatnya. Bayangkan jika kita ada dan menyaksikan peristiwa itu terjadi.

Begitu juga dengan Grand Canyon, jurang dalam yang memanjang selalu mengundang decak kagum dan gelengan kepala. Keelokan jurang nampak begitu indah. Palung-palungnya nampak luar biasa pemandangannya. Padahal di masa silam, ini adalah bumi yang terbelah, tanah yang merekah dengan dahsyatnya.

Tak berbeda dengan Ngarai Sianok di Bukittinggi yang menawan hati. Atau Gurun Pasir yang mengitari Gunung Bromo. Juga ribuan pulau-pulau kecil yang menakjubkan yang membentang dari Barat sampai Timur mengelilingi negeri ini. Semua ini adalah hasil kengerian masa silam. Bagaimana tidak, kekuatan sedahsyat apakah yang memisahkan pulau-pulau itu dari tempat mereka sebelum bersatu? Ledakan sebesar apa yang membuat gurun pasir mengelilingi Gunung Bromo? Atau getaran apakah yang membelah tanah Sinaok menjadi lembah?


Bahkan jika kita percaya seluruh planet bumi ini terbentuk dari kengerian yang luar biasa. Menurut Ilmu Astrofisika, gugusan-gugusan yang ada dalam galakasi Bima sakti ini adalah hasil dari Dentuman Besar . Ledakan akbar. Big Bang.

Karena itu kengerian yang pernah terjadi di Aceh, Nabire, yaitu Gempa yang disusul Gelombang Tsunami, Sumenep dan beberapa daerah lain harus kita maknai dan mengubahnya menjadi keindahan hari depan. Tidak saja secara fisik, tapi juga hati. Tidak saja secara lahir tapi juga Batin. Tidak hanya bangunan-bangunan yang menjulang, tapi akhlak juga yang tinggi.

Kengerian yang terjadi hari ini harus kita sulap menjadi keindahan-keindahan masa yang akan datang. Kita harus pula seperti alam yang merawat dan mengubah kengerian menjadi sebuah keindahan yang menakjubkan. Mungkin tidak untuk kita yang hidup hari ini bersama kengerian-kengerian itu. Tapi untuk anak cucu yang akan mengagumi tiada henti.

Bagi kita cukuplah sebuah pelajaran, bahwa manusia, sekuat apapaun, bukanlah apa-apa di depan alam. Di depan Tuhan. Allah yang Maha Kuasa.

Sumber: Majalah Islam Sabili, Februari 2005

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pena Diriku

Foto saya
Bekasi, Jawa barat, Indonesia
Aku Ingin menghirup berupa-rupa pengalaman,lalu terjun bebas menyelami labirin liku-liku kehidupan yang ujungnya tak dapat disangka. Ku percaya pada tenaga cinta,percaya pada kekuatan mimpi dan pengorbanan,Lebih dari itu akan membuatku percaya pada kekuatan Tuhan Semesta Alam. (novel: sang pemimpi, negeri 5 menara)